1. Teknik Pengumpulan Data
Dalam penelitian kualitatif sumber data dipilih dan disesuaikan dengan
tujuan penelitian. Proses pengumpulan data mengutamakan perspektif emic
(mementingkan bagaimana responden memandang dan menafsirkan dunia
sekitarnya). Sesuai dengan jenis data, penelitian ini menggunakan metode
pengumpulan data, wawancara, pengamatan dan dokumentasi. Ketiga metode
pengumpulan data ini merupakan ciri khas penelitian kualitatif. Menurut
Bogdan dan Biklen (1982: 2), "…qualitative research and those that most
embody the characteristics we just touched upon are participant
observation and indepth interviewing". Metode-metode yang digunakan
dalam penelitian ini dapat diuraikan sebagai berikut:
a. Pengamatan Partisipatif
Metode ini dilakukan dengan cara mengamati secara langsung tentang
kondisi di lapangan, baik yang berupa keadaan fisik maupun perilaku yang
terjadi selama berlangsungnya penelitian. Dalam pengertian sempit
observasi berarti pengamatan dan pencatatan secara sistematis terhadap
fenomena yang diselidiki.
Menurut Darmiyati Zuchdi (1997: 7) pengamatan mempunyai maksud bahwa pengumpulan data yang melibatkan interaksi sosial antara peneliti dengan subyek penelitian maupun informan dalam suatu setting selama pengumpulan data harus dilakukan secara sistematis tanpa menampakkan diri sebagai peneliti. Dengan cara seperti ini antara peneliti dan yang diteliti berinteraksi secara timbal balik. Dalam hal ini peneliti memandang yang diteliti bukan subyek atau obyek penelitian tetapi sebagai responden yang berkedudukan sebagai teman sejawat atau kolega. Mereka beraktivitas, segala sesuatunya tidak dapat ditentukan (undertermine), dan dapat bersama-sama membangun data penelitian. Menurut Noeng Muhadjir (1996: 125) antara peneliti dengan subyek penelitian kedudukannya menyatu tidak pilah secara dikotomik.
Agar diperoleh data penelitian yang lebih tepat, maka setiap permasalahan yang berkaitan dengan hasil observasi selalu dicatat. Sehingga dalam pengamatan ini peneliti menggunakan alat tulis sebagai alat bantu dalam pelaksanaan pengamatan. Sedangkan dalam membuat catatan di lapangan, akan dibedakan menjadi dua bagian yang meliputi bagian deskriptif dan bagian reflektif. Bagian deskriptif mencatat rincian kejadian-kejadian yang tidak bersifat evaluatif. Deskripsi ini meliputi dimensi-dimensi misalnya fisik, aktifitas dan perilaku, pikiran serta perasaan peneliti pada waktu pengamatan.
Bagian reflektif dari hasil catatan lapangan mencatat tentang kerangka pikir, ide, dan perhatian peneliti yang berisi penambahan ide, hubungan antar data, metode, konflik dan dilematik serta hal-hal yang sifatnya memperjelas bagian yang tidak jelas. Catatan lapangan dilakukan pada saat antara waktu selesainya pengamatan dengan pengamatan berikutnya. Pencatatan antar waktu ini dimaksudkan agar tidak terjadi kerancuan antara hasil pengamatan yang satu dengan pengamatan yang berikutnya, serta untuk menghindari masuknya konsep-konsep yang tidak berasal dari hasil pengamatan. Perpaduan antara catatan-catatan singkat dengan hasil diskusi dalam pengamatan yang sama, peneliti anggap sebagai hasil catatan lapangan yang sudah sempurna.
b. Wawancara mendalam
Wawancara
merupakan salah satu teknik pengumpulan data untuk mendapatkan
informasi dengan cara bertanya langsung kepada responden. Menurut Masri
Singarimbun (1989:192) interview atau wawancara adalah suatu proses
tanya jawab antara dua orang atau lebih secara langsung berhadapan atau
melalui media.
Keduanya berkomunikasi secara langsung baik terstruktur maupun tidak
terstruktur atau dilakukan dengan persiapan maupun tanpa persiapan
terlebih dahulu. Sehingga antara pertanyaan dengan jawaban dapat
diperoleh secara langsung dalam suatu konteks kejadian secara timbal
balik. Dengan demikian wawancara dalam penelitian merupakan proses
interaksi komunikasi antara peneliti dengan subyek penelitian, informan,
maupun key informan dengan cara melakukan tanya jawab secara langsung
untuk memperoleh data atau informasi.
Wawancara mendalam dilakukan secara bebas terkontrol artinya wawancara dilakukan secara bebas. Sehingga data yang diperoleh adalah data yang luas dan mendalam, tetapi masih memperhatikan unsur terpimpin yang memungkinkan masih terpenuhinya prinsip-prinsip komparabilitas dan reliabilitas secara langsung dapat diarahkan dan memihak pada persoalan-persoalan yang diteliti. Walaupun draft wawancara digunakan dalam wawancara ini, akan tetapi dalam pelaksanaannya wawancara dibuat bervariasi dan disesuaikan dengan situasi yang ada, sehingga tidak kaku.
Seperti halnya dalam teknik pengumpulan data dengan observasi, maka dalam wawancara inipun hasilnya dicatat dan direkam untuk menghindari terjadinya kesesatan “recording”. Di samping itu peneliti juga menggunakan teknik recall (ulangan) yaitu menggunakan pertanyaan yang sama tentang suatu hal. Ini dimaksudkan untuk memperoleh kepastian jawaban dari responden. Apabila hasil jawaban pertama dan selanjutnya sama, maka data dapat disebut sudah final.
c. Analisis Dokumen
Pengumpulan data melalui teknik ini dimaksudkan untuk melengkapi hasil
data yang diperoleh melalui wawancara dan observasi. Dengan analisis
dokumen ini diharapkan data yang diperlukan menjadi benar-benar valid.
Dokumen yang dapat dijadikan sumber antara lain foto, laporan penelitian, buku-buku yang sesuai dengan penelitian, dan data tertulis lainnya.
Pembuatan Skripsi,
Pembuatan Tesis,
Pembuatan Disertasi,
Konsultasi Skripsi,
Konsultasi Tesis,
Konsultasi Disertasi,
Consultasi Skripsi,
Bimbingan Skripsi,
Pembuatan TA,
Pembuatan Makala,
Jasa Pembuatan Skripsi,
Tesis,
Disertasi,
Skripsi,
Karunia Mandiri Consultant,
Rental Surabaya,
Skripsi Surabaya,
Pembuatan Makala,
Jasa Pengetikan,
Consultant Makala,
jasa Skripsi
0 komentar:
Posting Komentar